Selasa, 20 September 2011

Teknik Budidaya Mangga


M A N G G A
( Mangifera spp. )


1. SEJARAH SINGKAT

Mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk
Malaysia dan Indonesia.


2. JENIS TANAMAN

Klasifikasi botani tanaman mangga adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Anarcadiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera spp.
Jenis yang banyak ditanam di Indonesia Mangifera indica L. yaitu mangga arumanis,
golek, gedong, manalagi dan cengkir dan Mangifera foetida yaitu kemang dan kweni.

3. MANFAAT TANAMAN
Buah mangga yang matang merupakan buah meja yang banyak digemari. Mangga
yang muda dapat diawetkan dengan kadar gula tinggi menjadi manisan baik dalam
bentuk basah atau kering.

4. SENTRA PENANAMAN
Pusat penanaman mangga di Pulau Jawa adalah Probolinggo, Indramayu, Cirebon.
Tahun 1994 jumlah tanaman yang menghasilkan adalah 8.901.309 tanaman dengan
produksi 668.048 ton.

5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering selama 3
bulan. Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di
daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur
bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan.
5.2. Media Tanam
1) Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir dan
lempung dalam jumlah yang seimbang.
2) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah
5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit.
5.3. Tempat Ketinggian
Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m
dpl menghasilkan buah yang lebih bermutu dan jumlahnya lebih banyak dari pada di
dataran tinggi.

6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Perbanyakan dengan Biji
a) Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji
dikeringanginkan dan kulitnya dibuang.
b) Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm3 dengan media tanah
kebun dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula
mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas
tanah yang gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman,
tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab.
Biji ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok. Selama
penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan
berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu
yang benar-benar kuat dan baik.
Bibit di kotak persemaian harus dipindahtanamkan ke dalam polybag jika tingginya
sudah mencapai 25-30 cm.
Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang lemah dan tumbuh abnormal
dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan.
2) Okulasi
Perbanyakan terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas
yang buahnya berkualitas ke batang bawah yang struktur akar dan tanamannya
kuat). Batang bawah untuk okulasi adalam bibit di persemaian yang sudah
berumur 9-12 bulan. Setelah penempelan, stump (tanaman hasil okulasi)
dipindahkan ke kebun pada umur 1,5 tahun. Okulasi dilakukan di musim kemarau
agar bagian yang ditempel tidak busuk.
3) Pencangkokan
Batang yang akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm dan berasal dari tanaman
berumur 1 tahun. Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm. Setelah sayatan diberi
tanah dan pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor
kemudahan transportasi dan sumber air.
2) Pembukaan Lahan
a) Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta
menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
b) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.
3) Pengaturan Jarak Tanam
Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah
subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m dan diatur
dengan cara:
a) segi tiga sama kaki.
b) diagonal.
c) bujur sangkar (segi empat).
6.3. Teknik Penanaman
1) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar dan kedalaman 100 cm. Pada waktu
penggalian, galian tanah sampai kedalaman 50 cm dipisahkan dengan galian dari
kedalaman 50-100 cm. Tanah galian bagian dalam dicampur dengan pupuk
kandang lalu dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah galian bagian atas,
diikuti tanah galian bagian bawah. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada
musim kemarau.
2) Cara Penanaman
Lubang tanam yang telah ditimbun digali kembali dengan ukuran panjang dan
lebar 60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25 gram.
Polibag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan bibit beserta tanahnya dan
masukkan kembali tanah galian sampai membentuk guludan. Tekan tanah di
sekitar batang dan pasang kayu penyangga tanaman.
3) Penanaman Pohon Pelindung
Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yang kuat. Jenis yang
biasa dipakai adalah pohon asam atau trembesi.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiangan
Penyiangan tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/gulma yang telah dicabut
dapat dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi.
Penyiangan juga biasa dilakukan pada waktu penggemburan dan pemupukan.
2) Penggemburan/Pembubunan
Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu
digemburkan, biasanya pada awal musim hujan. Penggemburan tanah di kebun
mangga cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam.
3) Perempelan/Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi yang baik dan meningkatkan
produksi. Ketika tanaman telah mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan
tunas agar dalam satu cabang hanya terdapat 3–4 tunas saja. Tunas yang dipilih
jangan terletak sama tinggi dan berada pada sisi yang berbeda. Tunas dipelihara
selama kurang lebih 1 tahun saat tunas-tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini
dilakukan pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. Pemangkasan
ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan dengan cara yang sama dengan
pemangkasan ke-2.
4) Pemupukan
a) Pupuk organik
1. Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk kandang.
2. Umur tanaman 2,5–8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
3. Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk kimia SP-36, 50
kg pupuk kandang, 15 kg abu.
4. Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15
kg abu.
Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur dengan
tanah. Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam
setengah mata cangkul (5 cm).
b) Pupuk anorganik
1. Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
2. Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman.
3. Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080
gram/tanaman.
4. Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970
gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.
5. Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 1.940
gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman.
5) Peningkatan Kuantitas Buah
Dari sejumlah besar bunga yang muncul hanya 0,3% yang dapat menjadi buah
yang dapat dipetik. Untuk meningkatkan persentase ini dapat disemprotkan
polinator maru atau menyemprotkan serbuk sari diikuti pemberian 300 ppm
hormon giberelin. Dengan cara ini, persentase pembentukan buah yang dapat
dipanen dapat ditingkatkan menjadi 1,3%.

7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)
Menyerang buah dan masuk ke dalamnya. Pengendalian: dengan semut merah
yang menyebabkan kepik tidak bertelur.
2) Bubuk buah mangga
Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah
terlihat bagian dalamnya dimakan hama ini. Pengendalian: memusnahkan buah
mangga yang jatuh akibat hama ini, menggunakan pupuk kandang halus,
mencangkul tanah di sekitar batang pohon dan menyemprotkan insektisida ke
tanah yang telah dicangkul.
3) Bisul daun(Procontarinia matteiana.)
Gejala: daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna coklat, hijau dan
kemerahan. Pengendalian: penyemprotan buah dan daun dengan Ripcord,
Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam seminggu, membakar daun yang
terserang, menggemburkan tanah untuk mengeluarkan kepompong dan
memperbaiki aerasi.
4) Lalat buah
Gejala: buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas. Pengendalian: dengan
memusnahkan buah yang rusak, memberi umpan berupa larutan sabun atau metil
eugenol di dalam wadah dan insektisida.
5) Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)
Jenis wereng ini berbeda dengan yang menyerang padi. Wereng ini menyerang
daun, rangkaian bunga dan ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga
mengundang semut api untuk memakan tunas atau kuncup. Cairan yang
membeku menimbulkan jamur kerak hitam. Pengendalian dengan insektisida
Diazinon dan pengasapan seminggu empat kali.
6) Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)
Tungau pertama menyerang daun mangga yang masih muda sedangkan yang
kedua menyerang permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya menyerang
rangkaian bunga. Pengendalian dengan menyemprotkan tepung belerang,
insektisida Diazinon atau Basudin.
7) Codot
Memakan buah mangga di malam hari. Pengendalian: dengan membiarkan
semut kerangkeng hidup di sela daun mangga, memasang kitiran angin berpeluit
dan melindungi pohon dengan jaring.
7.2. Penyakit
1) Penyakit mangga
Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga
menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan menggulung.
Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.
2) Penyakit diplodia
Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tanaman muda hasil okulasi.
Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka diolesi/ditutup parafin-carbolineum.
3) Cendawan jelaga
Penyebab: virus Meliola mangifera atau jamur Capmodium mangiferum. Daun
mangga yang diserang berwarna hitam seperti beledu. Warna hitam disebabkan
oleh jamur yang hidup di cairan manis. Pengendalian: dengan memberantas
serangga yang menghasilkan cairan manis dengan insektisida atau tepung
belerang.
4) Bercak karat merah
Penyebab: jamur Colletotrichum gloeosporiodes. Menyerang daun, ranting, bunga
dan tunas sehingga terbentuk bercak yang berwarna merah. Penyakit ini sangat
mempengaruhi proses pembuahan. Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang,
ranting, menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau sulfat tembaga.
5) Kudis buah
Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting dan daun. Gejala: adanya bercak
kuning yang akan berubah menjadi abu-abu. Pembuahan tidak terjadi, bunga
berjatuhan. Pengendalian: fungisida Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali
seminggu dan memangkas tangkai bunga yang terserang.
6) Penyakit Blendok
Penyebab: jamur Diplodia recifensis yang hidup di dalam lubang yang dibuat oleh
kumbang Xyleborus affinis). Lubang mengeluarkan getah yang akan berubah
warna menjadi coklat atau hitam. Pengendalian: memotong bagian yang sakit,
lubang ditutupi dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam insektisida dan
menyemprot pohon dengan bubur bordeaux.
7.3. Gulma
Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan
tidak diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang
yang terserang, menebang tanaman yang diserang benalu dengan berat.

8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur
5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10
jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di
bulan September-Oktober.
Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang
sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua
kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah
yang dipetik harus masih keras.
8.2. Cara Panen
Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai
memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan
galah yang diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah.
8.3. Periode Panen
Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan
satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan
sehingga dilakukan beberapa kali panen.
8.4. Perkiraan Produksi
Pohon muda okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat sampai 300-500
buah pada umur 10 tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun dan 2.000 buah pada
waktu produksi maksimum di umur 20 tahun.

9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Buah hasil panen dikumpulkan di tempat yang teduh.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Mangga yang rusak dipisahkan dengan mangga yang mulus. Setelah sortasi buah
mangga dilap untuk menghilangkan getah yang dapat menurunkan mutu terutama
jika buah akan dipasarkan ke pasar swalayan atau luar negeri.
Buah yang akan dipasarkan di dalam negeri dapat diperam untuk mempercepat
pemasakan. Sortasi didasarkan berat buah atau ukuran buah. Kelas berdasarkan
berat buah antara lain:
a) Kelas I: > 320 gram/buah
b) Kelas II: 270 - 320 gram/buah
c) Kelas III: 200 - 270 gram/buah
Sedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Klasifikasi Besar: arum manis > 17,5 cm, golek > 20 cm
b) Klasifikasi Sedang: arum manis 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm
c) Klasifikasi Kecil: arum manis < 15 cm, golek < 17,5 cm 9.3. Penyimpanan Buah mangga yang telah dipetik disimpan ditempat yang kering, teduh dan sejuk. 10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN 10.1.Analisis Usaha Budidaya Analisis biaya budidaya tanaman mangga dengan luas lahan 1 hektar selama 10 tahun di daerah Jawa Barat pada tahun 1999. 1) Biaya produksi 1. Sewa lahan kebun 10 tahun @ Rp. 1.500.000,- Rp. 15.000.000,- 2. Bibit 121 batang @ Rp.10.000,- Rp. 1.210.000,- 3. Pupuk - Pupuk kandang 3 ton/tahun @ Rp. 60.000,- Rp. 1.800.000,- - Urea 28 kg @ Rp. 1.115 Tahun ke 1 dan 2 @ Rp. 31.220,- Rp. 62.440,- Tahun ke-3 Rp. 49.060,- Tahun ke-4 Rp. 61.325,- Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 92.545,- Rp. 555.270,- - TSP 11 kg @ Rp. 1.600,- Tahun ke-1 Rp. 17.600,- Tahun ke-2 Rp. 26.400,- Tahun ke-3 Rp. 52.800,- Tahun ke-4 Rp. 61.600,- Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 88.000,- Rp. 528.000,- - KCl 11 kg @ Rp. 1.650,- Tahun ke-1 Rp. 18.150,- Tahun ke-2 Rp. 27.225,- Tahun ke-3 Rp. 36.300,- Tahun ke-4 Rp. 45.305,- Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 72.600,- Rp. 435.600,- 4. Pestisida - Furadan 3 kg @ Rp. 12.500,- Rp. 370.500,- 5. Peralatan - Cangkul 2 buah @ Rp. 10.000,- Rp. 20.000,- - Koret 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,- - Parang 1 buah @ Rp. 7.000,- Rp. 7.000,- - Sprayer 0,1 buah @ Rp. 25.000,- Rp. 25.000,- 6. Tenaga kerja - Pembersihan lahan 30 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 225.000,- - Pembuatan drainase 25 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 187.500,- - Pengajiran 4 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 30.000,- - Pembuatan teras piringan 20 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 150.000,- - Pembuatan lubang tanam 15 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 112.500,- - Pemupukan dasar 5 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 37.500,- - Penanaman 7 HOK @ RP. 7.500,- Rp. 52.500,- - Penyulaman 6 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 45.000,- - Penyiangan 20 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- Rp. 1.500.000,- - Pemupukan 10 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- (ke 2 -10) Rp. 675.000,- - Perlindungan tanaman 4HOK/tahun @ Rp. 7.500,- Rp. 300.000,- - Perbaikan drainase 12 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- (2-9) Rp. 810.000,- - Pemangkasan 10 HOK/th @ Rp. 7.500,- (ke-5 - 10) Rp. 450.000,- 7. Panen dan pasca panen - Pemanenan Tahun ke-5, 22 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 165.000,- Tahun ke-6, 35 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 264.000,- Tahun ke-7, 48 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 363.000,- Tahun ke-8, 62 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 462.000,- Tahun ke-9, 75 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 561.000,- Tahun ke-10, 84 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 627.000,- - Kemasan dan pemasaran Tahun ke-5 Rp. 330.000,- Tahun ke-6 Rp. 528.000,- Tahun ke-7 Rp. 686.000,- Tahun ke-8 Rp. 892.000,- Tahun ke-9 Rp. 1.160.000,- Tahun ke-10 Rp. 1.508.000,- Jumlah biaya produksi dalam 10 tahun Rp. 32.479.675,- 2) Pendapatan - Tahun ke-5: 5.500 buah @ Rp. 500,- Rp. 2.750.000,- - Tahun ke-6: 8.800 buah @ Rp. 500,- Rp. 4.400.000,- - Tahun ke-7: 12.100 buah @ Rp. 500,- Rp. 6.050.000,- - Tahun ke-8: 15.400 buah @ Rp. 500,- Rp. 7.700.000,- - Tahun ke-9: 18.700 buah @ Rp. 500,- Rp. 9.350.000,- - Tahun ke-10: 20.900 buah @ Rp. 500,- Rp. 10.450.000,- Jumlah Pendapatan Rp. 40.700.000,- 3) Keuntungan : 1. Dalam 10 tahun Rp. 8.220.325,- 4) Parameter kelayakan usaha 1. B/C rasio = 1,25 10.2.Gambaran Peluang Agribisnis Di dalam negeri mangga tetap menjadi buah favorit pada saat musimnya. Buah yang berkualitas tetap memiliki harga yang jauh lebih baik dan dapat menembus pasar untuk kalangan menengah atas. Di luar negeri mangga adalah buah eksotik yang banyak penggemarnya dan termasuk buah impor yang mahal. Potensi Indonesia untuk mengekspor mangga begitu besar, tetapi pemanfaatannya tidak maksimal. Untuk mensuplai kebutuhan mangga luar negeri yang harus kontinyu dan standard mutu tidak berubah, diperlukan pengembangan agribisnis mangga yang mencakup areal tanam luas dengan kultur teknis dan pasca panen yang terkendali. 11. STANDAR PRODUKSI 11.1.Ruang Lingkup Standar produksi ini meliputi: klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan. 11.2.Diskripsi Standar mutu mangga tercantum dalam standar Nasional Indonesia SNI 01-3164- 1992. 11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu Mangga digolongkan dalam 4 ukuran menurut kultifarnya yaitu besar sedang kecil dan sangat kecil yang masing-masing digolongkan dalam 2 jenis mutu yaitu mutu I dan mutu II a) Arum manis: besar>400 gram, sedang 350-400 gram, kecil 300-349 gram, sangat
kecil 250-299 gram
b) Golek: besar>500 gram, sedang 450-500 gram, kecil 400-449 gram, sangat kecil
350-399 gram
c) Gedog: besar>250 gram, sedang 200-250 gram, kecil 150-199 gram, sangat kecil
100-149 gram
d) Manalagi: besar>400 gram, sedang 350-400 gram, kecil 300-349 gram, sangat
kecil 250-299 gram
Syarat mutu yang diterapkan untuk keempat golongan tersebut:
a. Karakteristik keasaman sifat varietas: mutu I seragam; mutu II seragam
b. Karakteristik tingkat ketuaan: mutu I tua tapi tidak terlalu matang; mutu II tua tapi
tidak terlalu matang
c. Karakteristik kekerasan: mutu I=keras; mutu II=cukup keras
d. Karakteristik ukuran: mutu I=seragam; mutu II=kurang seragam
e. Karakteristik kotoran: mutu I=bebas; mutu II=bebas
f. Karakteristik kerusakan: mutu I=5%; mutu II=10 %
g. Karakteristik busuk : mutu I=1%; mutu II=1%
11.4.Pengambilan Contoh
Satu partai/lot mangga terdiri dari maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara
acak dari jumlah kemasan dalam 1 partai/lot seperti terlihat dibawah ini:
a) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot sampai dengan 100 : contoh yang diambil 5.
b) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 101 – 300: contoh yang diambil 7.
c) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 301 – 500: contoh yang diambil 9.
d) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 501 – 1000: contoh yang diambil 10.
11.5.Pengemasan
Pengemasan buah manga dalam peti kayu, berat bersih setiap peti kayu maksimum
25 kg, susunan buah dalam peti kayu kompak dengan setiap buah yang diberi
pembungkus/ penyekat, atau kotak kotoran diberi penyekat dan lobang udara,
susunan buah dalam kotak karton satu lapis dengan berat bersih kotak karton
maksimum 10 kg.
Untuk pemberian merek di bagian luar kotak kayu di beri label yang dituliskan antara
lain :
a) Nama barang.
b) Jenis mutu.
c) Nama/kode perusahaan/eksportir.
d) Berat bersih.
e) Produksi Indonesia.
f) Tempat/negara tujuan.

12. DAFTAR PUSTAKA
1) Bambang Marhijanto, Drs & Setiyo Wibowo. 1994. Bertanam Mangga. Arkola.
Surabaya.
2) Bonus Trubus No. 345. 1998. Celah-celah Usaha Terpilih
3) Pracaya, Ir. 1998. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta
4) Rismunandar. 1990. Membudayakan Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru
Bandung
5) Trubus No. 345. 1998. Memperbanyak Mangga di Pohon.
Jakarta, Februari 2000
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS
Editor : Kemal Prihatman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar