Senin, 17 Oktober 2011

Peluang usaha "Budidaya jangkrik"

Budidaya Jangkrik


Jangkrik merupakan serangga yang sangat familiar bagi masyarakat Indonesia. Manfaat yang didapatkan dari serangga ini cukup banyak, dari pakan burung ataupun ikan, diolah sebagai dan yang tengah banyak dibicarakan adalah sebagai bahan makanan karena kandungan proteinnya yang tinggi. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan jangkrik sangat tergantung dari alam, ama kelamaan dengan berkurangnya jangkrik yang ditangkap dari alam maka mulailah dicoba untuk membudidayakan jangkrik alam dengan diternakkan secara intensif. Budidaya jangkrik mudah dan murah untuk dilakukan, siklus hidupnya yang singkat dan pengembangbiakan yang cukup mudah. Keterbatasan jumlah jangkrik di alam, didukung sejumlah manfaat yang diperoleh dari jangkrik ini yang secara otomatis meningkatkan permintaan jangkrik dipasaran. Kemudahan dalam beternak jangkrik ini menjadikan budidaya jangkrik sebagai peluang usaha yang menjanjikan.

Budidaya jangkrik membutuhkan waktu yang singkat mengingat waktu yang dibutuhkan untuk produksi telur yang akan diperdagangkan hanya memerlukan waktu ± 2-4 minggu. Sedangkan untuk produksi jangkrik untuk pakan ikan dan burung maupun untuk diambil tepungnya, hanya memerlukan 2- 3 bulan. Jangkrik betina mempunyai siklus hidup ± 3 bulan, sedangkan jantan kurang dari 3 bulan. Dalam siklus hidupnya jangkrik betina mampu memproduksi lebih dari 500 butir telur.

Penyebaran jangkrik di Indonesia adalah merata, namun untuk kota-kota besar yang banyak penggemar burung dan ikan. Sebagai tambahan informasi ada lebih dari 100 jenis jangkrik yang terdapat di Indonesia. Jenis yang banyak dibudidayakan pada saat ini adalahGryllus Mitratus dan Gryllus testaclus, untuk pakan ikan dan burung. Kedua jenis ini dapat dibedakan dari bentuk tubuhnya, dimana Gryllus Mitratus wipositor-nya lebih pendek disamping itu Gryllus Mitratus mempunyai garis putih pada pinggir sayap punggung, serta penampilannya yang tenang.

BUDIDAYA JANGKRIK

Sebagai persyaratan awal budidaya jangkrik adalah penentuan lokasi. Lokasi budidaya harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang baik. Lokasi jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar, jalan raya dan lain sebagainya. Tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan.

I. Tahap Penyiapan Sarana dan Peralatan

Jangkrik merupakan jenis hewab nokturnal atau melakukan kegiatan diwaktu malam hari, maka kandang jangkrik jangan diletakkan dibawah sinar matahari, tempatkan di lokasi yang teduh dan gelap. Sebaiknya dihindarkan dari lalu lalang orang lewat terlebih lagi untuk kandang peneluran. Untuk menjaga kondisi kandang yang mendekati habitatnya, maka dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun-daun kering seperti daun pisang, daun timbul, daun sukun dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian disamping untuk menghindari dari sifat kanibalisme dari jangkrik.

Dinding atas kandang bagian dalam sebaiknya dilapisi lakban keliling agar jangkrik tidak merayap naik sampai keluar kandang. Disalah satu sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang.

Besar ukuran kandang / kotak pemeliharaan jangkrik disesuaikan dengan kebutuhan untuk jumlah populasi jangkrik tiap kandang. Pada umumnya kandang jangkrik berbentuk persegi panjang dengan ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm sedangkan panjangnya 120-200 cm. Kotak (kandang) dapat dibuat dari kayu dengan rangka kaso, namun untuk mengirit biaya, maka dinding kandang dapat dibuat dari triplek. Kandang biasanya dibuat bersusun, dan kandang paling bawah mempunyai minimal empat kaki penyangga. Untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya, maka keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga vaseline (gemuk) yang dilumurkan ditiap kaki penyangga.

II. Tahap Pembibitan

A. Pemilihan Bibit dan Calon Induk

Pemilihan bibit dalam budidaya jangkrik merupakan faktor yang penting dalam menentukan kualitas jangkrik yang dihasillkan. Bibit yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, tidak sakit, tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan umurnya sekitar 10-20 hari. Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik. Kalaupun induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk dapat dibeli dari peternakan. Sedangkan induk jantan diusahakan dari alam bebas, karena lebih agresif.

Sebagi pedoman ciri-ciri indukan, induk betina, dan induk jantan yang adalah sebagai berikut:

Indukan betina:

sungutnya (antena) masih panjang dan lengkap.
kedua kaki belakangnya masih lengkap.
bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat.
badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap.
pilihlah induk yang besar
jangan memilih jangkrik yang mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apabila dipegang.

Induk jantan:

selalu mengeluarkan suara mengerik.
permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang.
tidak mempunyai ovipositor di ekor.
Induk betina:tidak mengerik,permukaan punggung atau sayap halus.
ada ovipositor dibawah ekor untuk mengeluarkan telur.

B. Perawatan Bibit dan Calon Induk

Setelah diperoleh bibit yang bagus, tahapan selanjutnya adalah perawatan bibit. Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya, karena pertumbuhannya sangat pesat. Sehingga kalau makanannya kurang, maka anakan jangkrik akan menjadi kanibal memakan anakan yang lemah. Selain itu perlu juga dikontrol kelembapan udara serta binatang pengganggu, yaitu, semut, tikus, cicak, kecoa dan laba-laba. Untuk mengurangi sifat kanibal dari jangkrik, maka makanan jangan sampai kurang. Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan serta diberikan bergantian setiap hari.

C. Pengembangbiakan

Budidaya jangkrikSampai saat ini pembiakan Jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk jantan dan induk betina, sedangkan untuk bertelur ada yang alami dan ada juga dengan cara caesar. Namun risiko dengan cara caesar induk betinanya besar kemungkinannya mati dan telur yang diperoleh tidak merata tuanya sehingga daya tetasnya rendah.

http://binaukm.com/2011/03/peluang-usaha-budidaya-jangkrik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar