"Baru dibuka Kamis (26/2) lalu. Jumat-Minggu bank tutup. Buka lagi Senin (26/3) ini, jadi praktis baru 2 hari. Setelah kami cek saldo siang ini, kami menerima sumbangan Rp 7,9 juta," kata penggagas mogok sidang, hakim Pengadilan Negeri (PN) Aceh Tamiang, Sunoto, saat berbincang dengan detikcom, Senin (26/3/2012).
Sumbangan tersebut rencananya akan digunakan untuk kebutuhan logistik peserta aksi yaitu membeli tiket pesawat ke Jakarta untuk audiensi dengan MA/DPR dan lembaga terkait. Mereka bermaksud menyampaikan aspirasi aksi mogok sidang kepada lembaga yang berwenang menaikkan gaji hakim.
"Kami batasi sumbangan dari internal hakim. Sebab kami tidak ingin gerakan ini ditunggangi pihak-pihak tidak bertanggung jawab," ujar Sunoto.
Para hakim yang menyumbang ke rekening tersebut langsung mengirimkan pesan pendek atau telepon Sunoto. Jumlahnya beragam, dari Rp 50 ribu hingga Rp 1 juta. "Ada yang menyumbang Rp 1 juta karena hakim tersebut istrinya punya perkebunan sawit. Jadi dia menyumbang lebih di antara teman-teman yang lain. Umumnya Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. Pokoknya seikhlasnya," papar Sunoto.
Hal ini menunjukkan aksi ini konkret dan bukan isapan jempol semata. Sunoto mengaku tidak asal mengancam dan akan melakukan aksi mogok sidang hingga kesejahteraan hakim terpenuhi.
"Kami serius. Kami tidak main-main. Saya dengan istri saya yang PNS, gajinya tinggian istri saya," ujar pria asal Pati ini.
"Apalagi di tengah isu kenaikan BBM dan TDL, gaji rata-rata Rp 2,8 juta habis untuk sewa rumah, transportasi, dan makan sehari-sehari. Kondisi seperti ini rentan godaan berupa suap dan hadiah dari para pihak. Jika pemerintah tidak peduli dengan kesejahteraan hakim daerah sebagai palang pintu tegaknya keadilan di MA, maka keadilan akan mudah diperjualbelikan," ujar Sunoto.
http://news.detik.com/read/2012/03/26/114148/1876232/10/2-hari-dibuka-sumbangan-aksi-hakim-mogok-sidang-tembus-rp-79-juta?9911012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar