Sebelumnya, sudah beberapa kali saya makan nasi uduk bertitel “Kebon Kacang” di tempat lain. Bahkan di beberapa tempat yang jauh dari Kebon Kacang, usaha nasi uduk bernama sama bisa ditemukan di satu wilayah berdekatan. Semua mengklaim bahwa nasi uduknya asli. Waduh, bikin bingung!
Karena penasaran, siang itu saya mengunjungi daerah Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Pengin mencicipi nasi uduk asli yang ada di Kebon Kacang. Setelah beberapa kali bertanya pada warga sekitar, akhirnya saya diarahkan pada sebuah kedai milik Zainal Fanani di Jalan Kebon Kacang 8.
Tiba di kedainnya yang bernuansa Betawi, saya langsung tertuju pada etalase kaca dengan aneka pilihan lauk. Karena belum makan siang, pastinya perut langsung berteriak kesenangan melihat deretan ayam, udang, tahu, tempe, usus, empal dan paru yang siap dipilih jadi teman makan nasi uduk.
Karena lapar, sayapun kalap. Paha ayam, udang, usus dan empal langsung jadi pilihan. Selagi menunggu lauknya digoreng, nasi uduk berukuran mini berbungkus daun pisang diantarkan. Inilah gaya membungkus nasi uduk yang jadi ciri khas Betawi. Daun pisang yang berbentuk kerucut menjaga nasi tetap hangat dan aromanya jadi wangi semerbak. Apalagi ditaburi bawang merha goreng. Wuiih!
Sayapun menjadikan nasi uduk (Rp.2000,00) ini jadi 'camilan' seraya menunggu lauk datang. Begitu dibuka, nasinya buyar dan tak lengket satu sama lain. Wuih, nasinya gurih hangat dengan aroma serai dan daun salam yang menonjok hidung. Satu persatu sambal pun saya letakkan di atas piring makan, dari sambal kacang, sambal petai dan sambal terasi.
Ingin sensasi berbeda, saya campurkan sambal kacang, sambal terasi, kecap dan kucuran jeruk limau. Nasi uduk polos dengan taburan bawang goreng dicocol dengan sambal yang manis pedas asam ini rasanya enak bener! Racikan aneka sambal memberi aksen berbeda. Jeruk limau memberi aksen asam, sedikit kecap manis memberi aksen manis. Pokoknya komplet sensasinya!
Sayapun membuka bungkusan nasi uduk kedua. Karena porsinya yang mini, saya langsung membuka tiga bungkus nasi uduk sekaligus di atas piring. Sepotong empal goreng (Rp. 13.000,00) dan ayam goreng (Rp. 11.000,00) yang empuk gurihpun langsung hadir menemani nasi. O,ya paling afdol tentunya makan pakai tangan!
Semua lauknya punya kesamaan. Sama-sama gurih empuk dengan permukan luar kriuk! Mulai dari empal, ayam, udang, usus, tahu dan tempenya yang digoreng hingga kuning keemasan dengan minyak panas melimpah. Sesekali, saya menyeruput es jeruk (Rp. 8.000,00) yang dingin segar untuk membilas jejak lemak di lidah.
Nasi uduk Kebon Kacang ini mulai dirintis sejak tahun 1967 oleh Abdul Hamid Toha. Saat itu, lokasinya masih berada di sebuah tikungan jalan Kebon Kacang 1. Ketika Abdul meninggal, sang anak, Zainal Fanani melanjutkan usaha tersebut. Lokasinya pun berpindah di jalan Kebon Kacang 8 no.5.
Karena lokasinya yang strategis, kedai nasi uduk ini ramai dikunjungi terlebih di jam makan siang dan makan malam. Banyak juga karyawan perkantoran atau bahkan pengunjung pasar Tanah Abang yang mampir ke kedai nasi uduk terkenal ini. Pastinya karena ketagihan gurih lezatnya!
http://food.detik.com/read/2012/04/04/140637/1885017/288/nasi-uduk-legendaris-kebon-kacang-yang-bikin-kalap?d992201287
Tidak ada komentar:
Posting Komentar